Powered By Blogger

Jumat, 09 Februari 2018

Senin, 05 Februari 2018

Ismar ku

Senin (5/2). "Jadi anak yang shaleh ya.., cerdas dan bisa hafal Al-Qur'an?," begitu yang sempat saya bisikkan di samping muka polosnya yang tengah tertidur lelap.

Sebenarnya ingin sekali menatap wajahnya sebelum berangkat. Menyapa suaranya dan memeluk tubuh mungilnya.

Setidaknya sebagai bekal rasa rindu hingga sore hari nanti. Namun waktu terus berjalan. Tak terasa sinar mentari pagi semakin terasa. Mempersiapkan perlengkapan memberi perhatian kedua kakaknya, seolah menjadi rutinitas yang tak terelakkan.

Di samping rasa khawatir si Abang El- yang juga tengah terlelap akan terganggu. Jadi runyam ceritanya dan akan semakin panjang waktu dan rayuan tuk bisa berangkat ke sekolah dengan tenang.



Pentingnya Tahfizh Semkin Dirasakan Masyarakat

Senin (5/2). "Program orang tua mengenai setiap keluarga minimal ada yang hafizh ini sudah bisa dirasakan," kata salah satu guru wali kelas XII, Ahmad Solehan. "Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya peluang dari perguruan tinggi. Mereka mensyaratkan telah hafal sekian juz untuk bisa masuk universitas tanpa tes misalnya," lanjutnya menjelaskan.

Kemudian orangtua semakin peduli kepada tahfizh semakin banyak. Di kala mereka mencari pesantren begitu jauh dan mahal biayanya, MAN 21 memberi solusi. Wilayahnya dekat (masih di DKI Jakarta). Di samping bisa belajar di sekolah secara reguler juga bisa mengikuti program pesantren.

"Saya mencari pesantren tahfizh ternyata persyaratannya banyak. Tiga tempat yang saya datangi seperti di Fatimiah Bekasi, Darunnajah, dan Sulaimaniyah.

Semakin mahal semakin tertantang. Masyarakat akan semakin penasaran... ada apa kiranya? (tentu terkait dengan program-program yang ditawarkan)

Oleh karenanya program Tahfizh di MAN 21 Jakarta ini bukan program sembarangan. Tanggung jawabnya besar.