Powered By Blogger

Senin, 30 Maret 2015

Umar bin Khattab

Biografi
Umar bin Khattab adalah khalifah kedua khulafaurrasyidin (634-644). Beliau putra dari Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riba’ah bin Abdullah bin Khart bin Razaah bin Adi bin Ka’ab. Ibunya bernama Hantamah binti Hasyim bin Al-Mughirah. Ia seorang pemberani, berkepribadian teguh dan berwatak keras.

Proses Pemilihan 
Diangkatnya Umar bin Khattab menjadi khalifah adalah melalui penunjukkan oleh khalifah Abu Bakar setelah mendapatkan persetujuan dari para sahabat besar.

Prestasi 

1) Memperluas daerah kekuasaan Islam;
2) Membentuk dewan perbendaharaan negara dan dewan militer;
3) Membagi wilayah pemerintahan; pemerintahan pusat dan daerah;
4) Menetapkan penanggalan hijriah
5) Memperluas Masjidil Haram
6) Membuat undang-undang ketertiban pasar, ukuran timbangan jual-beli, kebersihan jalan

Wafatnya Khalifah Umar bin Khattab
Dalam usia 63 tahun khalifah Umar tutup usia. Tepatnya pada tahun 23 H/644 M. Adapun penyebab kewafatannya adalah karena beliau dibunuh oleh Abu Lu'luah Al-Majusi mantan budak Persia.

Wasiat Umar bin Khattab sebelum beliau wafat:
1.    Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
2.   Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu.Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
3.   Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada seorangmanusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembutkepadamu selain Allah.
4.   Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia.Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
5.   Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiplah untuk mati. Karena jikaengkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi ,dan penuh penyesalan.
6.   Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkautidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya


Upaya dan Ragam Manusia

"Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya. Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. Dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang maka dia akan berteriak: "Celakalah aku." Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya." (QS. 84: 6-15)

Digambarkan oleh Allah dalam ayat tersebut bahwa siapa orangnya yang telah bekerja dengan kesungguhan untuk menuju Tuhannya maka ia akan menemui-Nya.

Merenungi QS. Al-Insyiqaq

Al-Insyiqaq

Surat ini terdiri atas 25 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah (surat yang diturunkan di Mekah), diturunkan sesudah surat Al-Infithaarr. Dinamakan Al Insyiqaaq (terbelah), diambil dari kata Insyaqqat yang terdapat pada permulaan surat ini, yang pokok katanya ialah insyiqaaq.

Pokok-pokok isinya:
1) Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada permulaan hari kiamat;
2) Peringatan bahwa manusia bersusah payah menemui Tuhannya;
3) Kelak dalam menemui Tuhannya, manusia ada yang mendapat kebahagiaan dan ada pula yang mendapat kesengsaraan;
4) Tingkat-tingkat kejadian dan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat.

"Apabila langit terbelah. Dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh. Dan apabila bumi diratakan. Dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong. Dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya) (QS.84:1-5)

Dalam ayat tersebut peristiwa  hari kiamat digambarkan oleh Allah swt. dengan hancurnya alam semesta ini. Yakni dengan terbelahnya langit. Langit tunduk atas apa yang telah dititahkan Allah kepadanya. Demikian juga bumi siap mengikuti apa yang telah diperintahkan kepadanya. Bumi dititahkan untuk menghempaskan semua isinya. Ia kemudian menjadi rata, segala apa yang ada di dalamnya baik itu manusia, binatang, pepohonan, gunung dan lain sebagainya terlempar dan akhirnya menjadi kosong. Pada saat itu menusia akan mengetahui apa yang telah diperbuatnya dan dimintai pertanggungjawabannya.