Membedakan
Makna Kata
Waktu itu anak saya yang bernama Akif (sekarang
usianya 4 tahun 11 bulan) minta dipakaikan jam tangan. Jam yang bergambar ‘Ben 10’ itu akhirnya saya kenakan
di tangannya yang sebelah kiri. Secara tidak sengaja jam itu kepencet, sehingga
bunyilah jam itu “ngik ngok ngok...ngik ngok ngok...” begitu kira-kira.
Langsung saja anak saya berteriak “aah...
Ayah maaah...!”, “Maaf mas kepencet!”
Jawab saya, rupanya ga terima dia, “Itu mah bukan ‘kepencet’
ayah, tapi ‘dipencet’..! Sejenak akhirnya saya berpikir, ternyata anak
saya sudah bisa membedakan makna kata antara kata ‘kepencet’ dan ‘dipencet’.
Subhanallah! Mengerti bahasa dari mana dia yah...?
Mengenai bahasa anak, setidaknya ada tiga
teori. Dua teori pertama dikemukakan
oleh pakar dari Amerika. Pertama, yaitu teori nativisme, yang
berpendapat bahwa penguasaan bahasa pada kanak-kanak bersifat alamiah (nature).
Kedua, teori behaviorisme, berpendapat
bahwa penguasaan bahasa pada kanak-kanak bersifat “suapan” (nature). Dan
ketiga sebuah teori yang muncul dari Eropa, yaitu dari seorang pakar
yang bernama Jean Piaget. Ia berpendapat bahwa penguasaan bahasa adalah
kemampuan yang berasal dari pematangan kognitif, makanya teorinya disebut dengan
kognitivisme.
Dalam teori kognitifnya, Piaget membagi empat
periode atau tahapan utama yang digunakan anak dalam memahami dunianya, yakni;
1) Tahapan sensorimotor (0-2 thn); 2) tahapan praoperasional (2-7 thn); 3)
Tahapan operasional konkrit (7-11 thn), dan 4) Tahapan operasional formal (usia
11 thn hingga dewasa).
Jika mengingat teori Piaget tersebut, anak saya, Akif sedang berada
pada tahapan praoperasional. Di tahap praoperasional ini si anak sedang mengembangkan
keterampilan bahasanya. Ia mulai merepresentasikan benda-benda yang ada
disekitarnya dengan kata-kata dan gambar. Namun pikiran anak belum bisa
berpikir secara operasional. Artinya bahwa proses berpikir anak masih
menginternalisasi suatu aktivitas yang memungkinkan anak mengaitkannya dengan
kegiatan yang dilakukan sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar