Powered By Blogger

Rabu, 13 Mei 2015

Menyiapkan Diri Menjadi Pemimpin Masa Depan

"...Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia Raya..." Begitulah suara lagu kebangsaan ini bergema di mushala MAN 21 Jakarta mengawali dimulainya pembinaan mental kebangsaan yang diadakan oleh kepala danramil kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Acara yang dimulai pukul 07.15 menit ini beragendakan "Peranan Pemuda dalam Menghadapi Proxy War". Tidak seperti hari-hari biasa pagi Rabu (13 Mei 2015) seluruh siswa-siswi MAN 21 Jakarta dibuat hidmat dan khusyu membaca ayat suci Al-Quran.


Proxy War adalah perang menggunakan pihak ketiga untuk menghancurkan negara. Sebuah Proxy war atau Perang Proksi adalah perang yang terjadi ketika lawan kekuatan menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti berkelahi satu sama lain secara langsung. Sementara kekuasaan kadang-kadang digunakan pemerintah sebagai proksi, aktor non-negara kekerasan, dan tentara bayaran, pihak ketiga lainnya yang lebih sering digunakan. 
Di antara indikasi yang mengarah kepada proxy war ini adalah: Pertama, fenomena tawuran. Sering terjadinya tawuran antar pelajar SMP, antar pelajar SMA bahkan tidak jarang antara pelajar bentrok dengan masyarakat. Kedua, penyalahgunaan narkoba. Suatu data penelitian menyebutkan 15.000 jiwa meninggal dunia tiap tahunnya dan diperkirakan 5,1 juta penduduk menyalahgunakan narkoba. Sehingga di tahun 2015 presiden mencanangkan sebagai tahun darurat narkoba. Ketiga, Mudah terpengaruh oleh budaya budaya asing, di antaranya: rambut dicat, bertato, adanya tindik, seks bebas, Penyalahgunaan IT, penggunaan pakaian, tata krama dan lain-lain.

Berkaitan dengan proxy war ini ternyata di kampus Universitas Indonesia (UI) telah digelar Kuliah Umum yang dibawakan oleh Pangkostrad Letjen TNI Gatot Nurmantyo pada Senin (10/3). Dalam kuliah umum yang juga bertajuk “Peran Pemuda dalam Menghadapi Proxy War” pangkostrad Letjen TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan bahwa "Perang proxy tidak dapat dikenali secara jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh menggunakan dan mengendalikan actor non state," Indikasi adanya Proxy War diantaranya Gerakan separatis, Demonstrasi massa dan Bentrok antar kelompok. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar