Powered By Blogger

Senin, 21 Mei 2012

Muhammad bin Abdul Wahab





Muhammad bin Abdul Wahab

Sekilas Biografi
Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid al-Tamimi. Ia lahir di Uyainah, Najd Jazirah Arab pada tahun 1115 H/1703 M dan wafat di Daryah pada tahun 1787 M. Ia berasal dari keluarga ulama yang dihormati. Kakek dan ayahnya menjadi ahli fikih terpandang di masyarakatnya.
Ia mulai belajar ilmu agama dengan ayahnya sendiri. Ayahnya seorang ahli fikih dan qadi (hakim) di negeri itu yang bermadzhab Hambali, suatu aliran yang menjadi rujukan penduduk Najd pada umumnya. Berikutnya ia belajar di Madinah kepada ulama-ulama terkemuka, antara lain: Syaikh Sulaiman al-Kurdi, Muhammad Hayat al-Sindi, Abdullah bin Ibrahim, dan Syaikh Ali Afandi al-Daghistani.
Sejak kecil ia mampu menghafal serta memahami apa yang dibacanya, termasuk al-Qur’an. Bahkan ia sudah hafal 30 juz pada usia 9 tahun.
Ia melanjutkan belajar ke berbagai negeri, seperti Basrah (tinggal selama 4 tahun), Bagdad (5 tahun), Kurdistan (1 tahun), dan Hamadan (2 tahun). Kemudian ia pergi ke Isfahan untuk mempelajari filsafat dan tasawuf. Setelah itu ia pulang ke negerinya setelah singgah di kota Qum.

Paham dan gerakan di Bidang Akidah dan Syari’ah
1.  Masalah Tauhid. Yang berhak disembah hanya Allah, bagi mereka yang menyembah selain Allah maka disebut musyrik
2.  Anti Taklid. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan. Dan pintu ijtihad tidak tertutup.
3.  Sumber Asli Islam adalah Al-Qur’an dan Hadis. Dalam Islam, tidak ada perkataan dari siapapun  yang patut dijadikan dalil kecuali Al-Qur’an dan Hadis
4.  Hukum Islam. Muhammad bin Abdul Wahab menekankan penerapan syariat Islam. Dengan meneladani Nabi dan tiga generasi setelah Nabi dalam menjalankan syari’at, maka umat Islam makan mencapai kejayaan.
5.  Anti Tasawuf dan Adat Istiadat. Menurut pandangannya tasawuf dan adat istiadat merupakan sumber penyimpangan dalam ajaran Islam. Penyembahan terhadap orang suci berawal dari praktek penghormatan terhadap guru tasawuf (tarekat). Demikian pula dengan bid’ah-bid’ah lainnya banyak berasal dari adat-istiadat masyarakat.

Karya-karya Muhammad bin Abdul Wahab
1.   Tafsîr Sûrah al-Fâtihah,
2.   Mukhtashar Shahîh Bukhârî,
3.   Mukhtashar al-Shîrah al-Nabawiyyah,
4.   Nashîhah al-Mudzlîmîn bi Ahâdis Khâtam al-Nabiyyân,
5.   Usûlul Imâm,
6.   Kitâb al-Kabâir,
7.   Kasyf al-Syubuhât,
8.   Tsalatsa al-Usûl,
9.   Adab al-Mâsî ilâ Shalâh,
10.       Ahâdits al-Fitâh,
11.       Mukhtashar Zâd al-Ma’âd, dan Al-Masâil al-latî Khalafa fîhaRasûlullâh ahl al-Jâhiliyyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar